ERHA Ultimate - Klinik Spesialis Kulit & Rambut

Allograft

Allograft adalah cangkok jaringan dari satu orang ke orang lain dari spesies yang sama dengan genotipe yang berbeda. Allografts secara rutin digunakan dalam banyak cabang kedokteran, mulai dari mengganti kulit

Allograft adalah cangkok jaringan dari satu orang ke orang lain dari spesies yang sama dengan genotipe yang berbeda. Allografts secara rutin digunakan dalam banyak cabang kedokteran, mulai dari mengganti kulit yang rusak akibat luka bakar hingga dalam prosedur pemberian ginjal baru pada penderita gagal ginjal. Sumber allograft sangat bervariasi, namun biasanya donor dikumpulkan oleh bank jaringan atau perusahaan medis yang secara khusus melakukan penyimpanan, skrining (bahan donor) hingga melakukan prosedur pencangkokan. Dalam kasus allograft, bahan donor berasal dari anggota dari spesies yang sama, namun donor tersebut tidak secara genetik identik dengan penerima. Sehingga risiko tubuh penerima cenderung menolak materi donor karena dianggap benda asing, sangat mungkin terjadi. Untuk itu, penerima donor akan diberikan obat yang menekan sistem kekebalan tubuh mereka. Hal yang sangat penting diperhatikan sebelum melakukan pencangkokan adalah selalu melakukan skrining terhadap donor untuk memastikan bahan donor cocok dengan penerima.

Allum Precipated Allergen

Ekstrak alergen yang digunakan pada tes alergi kulit dengan cara memasukkannya ke jaringan bawah kulit atau biasa Suatu proses dalam tahapan tes alergi atau yang biasa disebut dengan alergi imunoterapi,

Ekstrak alergen yang digunakan pada tes alergi kulit dengan cara memasukkannya ke jaringan bawah kulit atau biasa Suatu proses dalam tahapan tes alergi atau yang biasa disebut dengan alergi imunoterapi, dengan cara memasukkan ekstrak alergen ke jaringan bawah kulit atau disebut dengan intradermal atau garukan. Zat penyebab alergi (allergen) diendapkan ke alum untuk memperlambatkan pelepasan antigen dan menyebabkan stimulasi imun yang lebih pelan dan berlanjut. Reaksi dan nodul pada jaringan lokal mungkin terjadi setelah prosesterapi ini. Untuk itu, penggunaannya sangat diawasi dan hanya dilakukan oleh tenaga ahli. Terapi ini biasa digunakan pada penderita alergi kulit, rhinitis dan asma. Di Eropa perawatan ini sangat umum digunakan dan direkomendasikan bagi para penderita alergi kulit dengan tahap lanjut.

Aloe Vera

The mucilaginous juice or gel obtained from the leaves of this plant, used in pharmaceutical preparations for its Aloe vera pertama kali ditemukan sekitar tahun 1500 SM. Tanaman yang biasa

The mucilaginous juice or gel obtained from the leaves of this plant, used in pharmaceutical preparations for its Aloe vera pertama kali ditemukan sekitar tahun 1500 SM. Tanaman yang biasa disebut dengan lidah buaya ini sangat dikenal khasiatnya dalam dunia medis. Ada sekitar 200 spesies lidah buaya yang tersebar di dunia dan hampir semua jenisnya bermanfaat bagi kehidupan manusia.. Berdasarkan hasil penelitian, lidah buaya banyak mengandung zat-zat seperti asam amino, mineral, vitamin, polisakarida dan komponen lain yang bermanfaat bagi kesehatan. Gel atau agar-agar yang terdapat didalamnya biasa digunakan dalam bidang medis mulai dari penyubur rambut, penyembuh luka dan juga perawatan kulit. Untuk kulit, tanaman ini dimanfaatkan untuk menghilangkan jerawat, melembabkan kulit, detoksifikasi, menyamarkan bekas luka dan peremajaan kulit.

Alopecia

Merupakan kebotakan atau kerontokan rambut pada kulit kepala, maupun bagian tubuh berambut lainnya. Alopecia dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang berbeda, seperti kerusakan pada batang rambut atau folikel, serangan infeksi

Merupakan kebotakan atau kerontokan rambut pada kulit kepala, maupun bagian tubuh berambut lainnya. Alopecia dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang berbeda, seperti kerusakan pada batang rambut atau folikel, serangan infeksi jamur, faktor genetis, penuaan, malnutrisi, hingga proses pengobatan semisal kemoterapi. 

Terdapat empat jenis alopecia, antara lain:

  1. Alopecia Areata. Ketika sistem kekebalan tubuh salah sasaran dan justru menyerang folikel pada rambut hingga berakibat kerontokan. Dalam kasus ini, rambut bisa rontok berpetak pada kulit kepala. Alopecia jenis ini cenderung bersifat genetis dan sering menyerang seseorang pada usia dini. Ketika rambut pada area tertentu sudah terkena kebotakan, pertumbuhan rambut baru sulit terwujud selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. Alopecia Areata juga kerap menyerang orang-orang yang menderita penyakit akibat autoimmune lainnya, seperti gondok, lupus, ataupun anemia.
  2. Androgenic Alopecia atau yang juga disebut dengan ‘male pattern baldness’ tidak memandang usia dan jenis kelamin orang yang diserang. Baik muda atau berumur, pria ataupun wanita, bisa terkena Androgenic Alopecia. Faktor genetis dalam keluarga adalah penyebab Alopecia ini. Baik pada pria dan wanita, biasanya Androgenic Alopecia dipicu oleh kelebihan hormon pria (androgens) di sekitar folikel rambut yang berakibat menghalangi pertumbuhan rambut. Sedangkan pada wanita biasanya lebih rentan terkena Androgenic Alopecia setelah menopause, saat hormon wanita mereka sudah berkurang. 
  3. Telogen Effluvium. Bentuk kerontokan rambut yang kerap diasosiasikan dengan kehamilan, penggunaan obat, stres, dan pasca operasi. Kerontokan ini biasanya merupakan bagian dari fase istirahat (telogen) dan akan membaik dengan sendirinya setelah beberapa bulan.
  4. Scarring Alopecia. Kerontokan rambut yang menyebabkan luka pada kulit kepala sehingga pada bagian kulit yang luka tidak akan tumbuh rambut kembali. Alopecia ini lah yang biasanya disebabkan oleh infeksi jamur. 

Tanda-tanda dan gejala penipisan rambut adalah gejala Alopecia yang paling terlihat jelas. Pada pria, biasanya bagian dahi akan tampak lebih tinggi karena garis rambut yang berkurang pada area tersebut. 

Alopecia Androgenic

Kerontokan rambut secara berkala, dikarenakan faktor genetik/ turunan, dan peningkatan respon folikel rambut terhadap hormon androgen. Pada pria terjadi di awal usia 30-an, dengan kerontokan pada bagian frontoparietal (depan), vertex

Kerontokan rambut secara berkala, dikarenakan faktor genetik/ turunan, dan peningkatan respon folikel rambut terhadap hormon androgen. Pada pria terjadi di awal usia 30-an, dengan kerontokan pada bagian frontoparietal (depan), vertex (puncak kepala) dan belakang. Sementara pada wanita dimulai pertengahan usia 30 dengan rambut rontok lebih parah pada daerah frontocentral (tengah).

Alopecia Areata

Merupakan kondisi rontoknya rambut seseorang menjadi kebotakan pada kepala maupun bagian tubuh berambut lainnya yang disebabkan oleh sistem imun dalam diri yang justru menyerang jaringan tubuh. Kebotakan berpetak yang terjadi

Merupakan kondisi rontoknya rambut seseorang menjadi kebotakan pada kepala maupun bagian tubuh berambut lainnya yang disebabkan oleh sistem imun dalam diri yang justru menyerang jaringan tubuh. Kebotakan berpetak yang terjadi ini bisa dalam skala kecil, maupun besar atau bahkan secara keseluruhan. 
Penyakit ini tidak pandang bulu dalam menyerang penderitanya. Namun, kecenderungan seseorang terkena alopecia areata akan lebih besar jika dalam garis keluarganya ada riwayat kelainan autoimmune penyakit yang disebabkan antibodi seperti penyakit diabetes, lupus, atau tiroid. 

Tanda-tanda dan gejala
Kebanyakan kasus Alopecia Areata tidak disertai gejala khusus selain rontoknya rambut, namun sebagian pasien mengaku merasakan gatal-gatal hebat dan rasa terbakar pada kulit. 

Parahnya kebotakan biasanya terjadi dengan tahap-tahap seperti berikut:

  1. Kerontokan berpetak: Masalah kebotakan dimulai dalam petakan kecil berbentuk bulat dan halus. Kerontokan awal ini umumnya terjadi di kepala, namun bisa juga melibatkan pada bulu mata, jenggot, maupun rambut lain pada bagian tubuh. 
  2. Rambut-rambut ‘exclamation mark’ (tanda seru): Seringkali kemudian sejumlah rambut pendek muncul pada area kebotakan atau di pinggir sekitarnya dengan bentuk yang semakin menyempit pada bagian ujungnya seperti tanda seru. 
  3. Kerontokan meluas: Dengan berjalannya waktu, sejumlah pasien akan botak total/gundul (Alopecia Areata Totalis), bahkan hingga kehilangan rambut di seluruh badan (Alopecia Areata Universalis).


Pada sejumlah kasus kronis, alopecia areata juga bisa berpengaruh terhadap kondisi kuku jari tangan dan kaki. Dapat muncul bintik-bintik kecil berwarna putih dan kuku agak berbentuk melekuk, keras, bahkan patah. 

Bagaimana mengatasinya?
Alopecia Areata tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, namun selalu ada upaya-upaya perawatan yang dapat pasien coba untuk memelihara kondisi rambut secara maksimal. Berikut opsi perawatan dan penangan bagi penderita Alopecia Areata:

  • Corticosteroids → obat-obatan anti peradangan untuk mengatasi penyakit-penyakit autoimmune.
  • Rogaine (minoxidil) → obat oles yang telah lama sering dipakai sebagai perawatan untuk mengatasi botak. 

Masih ada perawatan-perawatan medis lain yang bisa jadi pilihan, seperti steroid injection dan ultra light therapy. Namun tak satupun dari upaya dan perawatan tersebut dijamin keberhasilannya, karena penyakit ini memang tidak bisa disembuhkan secara total. Sementara untuk pencegahan secara natural, hal kecil yang bisa seorang dengan kecenderungan Alopecia Areata lakukan adalah menghindari stres.