ERHA Ultimate - Klinik Spesialis Kulit & Rambut

Epidermal Cyst

Kista Epidermal atau juga disebut Kista Sebasea merupakan benjolan yang berkembang lambat di bagian kulit epidermis atau epitel dari folikel rambut. Jenis kista ini merupakan yang paling umum, bentuknya biasanya

Kista Epidermal atau juga disebut Kista Sebasea merupakan benjolan yang berkembang lambat di bagian kulit epidermis atau epitel dari folikel rambut. Jenis kista ini merupakan yang paling umum, bentuknya biasanya bulat dan warnanya seperti daging. Kista epidermal berisi keratin, yakni substansi yang teksturnya mirip keju, berwarna putih, licin, dan mudah digerakkan. Kista epidermal dapat terjadi di bagian kulit mana saja, akan tetapi lebih banyak ditemui di bagian wajah, kulit kepala, telinga, dada, dan punggung.

Kista epidermal merupakan tumor jinak yang sebenarnya tidak perlu dihilangkan, kecuali mengganggu penampilan atau terinfeksi. Kista epidermal yang terinfeksi atau meradang akan berwarna merah, bengkak, dan terasa nyeri. 

Bagaimana mengatasinya?
Kista epidermal yang terinfeksi harus diterapi dengan antibiotik, kemudian dilakukan tindakan eksisi atau pencabutan kista bila sudah tidak mengalami peradangan. Cara paling efektif untuk penghilangan kista epidermal adalah dengan menghilangkan seluruh dinding kista. Sebab bila bagian dinding tertinggal, kista dapat kambuh. 


Konsultasikan pada dokter spesialis kulit terpercaya dan segera atasi masalah kista epidermal di Erha Clinic.

Epidermal Growth Factor

Epidermal Growth Factor (EGF) merupakan gabungan dari beberapa asam amino (polipedtida) yang sifatnya mitogenik atau dapat berkembang cepat. EGF diproduksi oleh berbagai tipe sel, dan

Epidermal Growth Factor (EGF) merupakan gabungan dari beberapa asam amino (polipedtida) yang sifatnya mitogenik atau dapat berkembang cepat. EGF diproduksi oleh berbagai tipe sel, dan

Epidermal Growth Factor Receptor

Epidermal Growth Factor Receptor (EGFR), juga dikenal sebagai Human Epidermal Growth Factor Receptor 1, adalah protein yang terikat pada Epidermal Growth Factor. Dalam keadaan normal, ikatan ini EGFR dengan Epidermal

Epidermal Growth Factor Receptor (EGFR), juga dikenal sebagai Human Epidermal Growth Factor Receptor 1, adalah protein yang terikat pada Epidermal Growth Factor. Dalam keadaan normal, ikatan ini EGFR dengan Epidermal Growth Factor akan merangsang aktivitas enzim tirosin kinase, dan kemudian mengaktivasi sejumlah molekul dalam sel, sehingga akan mengendalikan pertumbuhan sel.
EGFR banyak ditemukan pada permukaan sel-sel kanker tertentu, dan membuat sel-sel kanker tersebut memisah-misah. Oleh sebab itu, EGFR dianggap sebagai komponen yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan sel kanker atau tumor. Mengingat pentingnya komponen ini, penelitian-penelitian seringkali difokuskan pada EGFR untuk mengembangkan terapi kanker. 
EGFR juga diduga memiliki peranan penting dalam merangsang angiogenesis (pembentukan pembuluh darah baru), memicu metastasis dan menghambat apoptosis (proses kematian sel yang terprogram).
Untuk menghambat perkembangbiakan sel dengan EGFR yang berlebihan (over-expression), obat untuk menghambat EGFR telah diproduksi. Erlotinib adalah salah satu penghambat EGFR pertama yang memberikan harapan hidup pada penderita kanker paru setelah gagal dengan kemoterapi standar.

Epidermal Inclusion Cyst

Kista kulit yang banyak ditemukan pada kepala, leher, dan tubuh. Disebabkan oleh jaringan epitel yang bersisik karena keratin dan lapisan bakteri/ jamur.

Kista kulit yang banyak ditemukan pada kepala, leher, dan tubuh. Disebabkan oleh jaringan epitel yang bersisik karena keratin dan lapisan bakteri/ jamur.

Epidermal Nevus

Luka turunan yang berubah warna, disebabkan oleh pertumbuhan berlebih dari epidermis, dapat dilihat pada bayi yang baru lahir.

Luka turunan yang berubah warna, disebabkan oleh pertumbuhan berlebih dari epidermis, dapat dilihat pada bayi yang baru lahir.

Epidermis

Epidermis merupakan lapisan terluar dari kulit, tebalnya kurang lebih 1 mm. Meski lapisannya hanya setebal 1 mm, epidermis terdiri atas lima lapisan yakni: (1) Stratum Corneum: Lapisan epidermis yang paling

Epidermis merupakan lapisan terluar dari kulit, tebalnya kurang lebih 1 mm. Meski lapisannya hanya setebal 1 mm, epidermis terdiri atas lima lapisan yakni:
(1) Stratum Corneum: Lapisan epidermis yang paling luar, merupakan lapisan sel kulit mati. Inti sel yang sudah mati pada lapisan ini mengandung zat keratin. Apabila lapisan ini mengelupas, akan digantikan dengan lapisan baru.
(2) Stratum Lusidum: Lapisan ini mengandung zat-zat berminyak, sehingga memberikan sifat tahan air dan biasa disebut juga sebagai lapisan penghalang kulit. Lapisan ini hanya terdapat pada telapak tangan dan telapak kaki. 
(3) Stratum Granulosum:Lapisan yang tersusun atas sel-sel berinti dan mengandung pigmen melamin. Pada lapisan ini juga terdapat butir-butir yang disebut keratohialin yang merupakan fase dalam pembentukan keratin.
(4) Stratum Spinosum: Lapisan epidermis yang paling tebal, karena terdiri dari banyak sel yang saling saling jalin-menjalin. Proses sintesis protein dan pembentukan sel-sel baru terjadi di lapisan ini, yang didorong ke permukaan untuk menggantikan sel-sel kulit mati pada Stratum Corneum.
(5) Stratum Basale atau Germinativum: Lapisan keratinosit yang terletak di dasar epidermis, tepat di atas dermis. Sel-sel pada lapisan ini mengalami pembelahan sel (mitosis) yang cepat, untuk mengganti sel kulit mati. Sekitar 25%-nya terdiri dari sel melanosit, yang memproduksi melanin untuk pigmentasi kulit dan rambut.

Secara keseluruhan, sel utama pada epidermis adalah keratinosit yang berubah menjadi keratin akibat adanya proses diferensiasi. Pada epidermis terjadi proses migrasi sel yang membutuhkan waktu lebih kurang 28 hari. Perubahan tersebut terjadi pada melanosit yang berubah menjadi melanosoma kemudian berubah lagi menjadi melanin.