ERHA Ultimate - Klinik Spesialis Kulit & Rambut

Stem Cell Factor

Sebuah sitokin (sejumlah zat sebagai mediator atau pengatur sistem imun) yang mendorong perbedaan dan pertumbuhan sel-sel induk hematopoietik (pembentukan sel darah menjadi banyak jenis sel), di antaranya adalah mast cell

Sebuah sitokin (sejumlah zat sebagai mediator atau pengatur sistem imun) yang mendorong perbedaan dan pertumbuhan sel-sel induk hematopoietik (pembentukan sel darah menjadi banyak jenis sel), di antaranya adalah mast cell yaitu adalah sel-sel hematopoietik yang mengekspresikan reseptor c-Kit. Stem Cell Factor dikenal juga dengan nama juga dikenal sebagai SCF, kit-ligan(KL). SCF dapat digunakan bersama dengan sitokin lainnya. Perluasan sel-sel ex-vivo (di luar tubuh) akan memungkinkan kemajuan dalam transplantasi sumsum tulang, di mana sel ditransfer ke pasien untuk membangun kembali pembentukan darah. Tujuan terapeutik adalah bahwa SCF mengaktifkan sel mast. Injeksi SCF telah terbukti dapat menyebabkan alergi seperti gejala dan proliferasi sel mast dan melanosit. Dalam beberapa tahun terakhir, plastisitas sel di beberapa pasca-kelahiran jaringan telah menarik perhatian dunia kedokteran.

Kulit adalah organ terbesar dalam tubuh. Kulit orang dewasa terdiri dari epidermis, dermis dan pelengkap seperti rambut dan kelenjar yang terkait dengan epidermis terdalam lapisan kulit. Stem sel kulit telah menjadi fokus dan meningkatnya minat di ilmu kedokteran saat ini. Sel induk berkomitmen dengan diferensiasi potensi terbatas untuk regenerasi dan perbaikan dari epidermis. Studi terbaru lebih lanjut menemukan bahwa jaringan kulit orang dewasa mengandung populasi sel dengan karakteristik induk berpotensi majemuk. Sel induk multipoten dari kulit dengan dan tanpa folikel rambut, baik dalam jaringan epidermal dan dermal, dapat membedakan dan menghasilkan garis keturunan beberapa sel. Terutama, sistem hematopoietik dalam jaringan epidermal dan dermal, seperti kulit. Sel induk tersebut dapat memberikan model eksperimental bukan hanya untuk kulit secara biologis, tetapi juga untuk mempelajari interaksi sel epitel-mesenchymal organ lain selain kulit. Ulasan ini menyajikan gambaran kemajuan terbaru dalam penelitian perbaikan kulit dan regenerasi yang melibatkan sel-sel induk dari epidermis, dermis, dan sumsum tulang. Secara khusus, fokus pada kemungkinan penggunaan sel induk darah sebagai sumber alternatif untuk kemajuan penelitian dalam biologi kulit.

Stem Cells

Stem sel dalam bahasa mandarin berasal dari kata pohon , batang dan sumber , artinya stem sel sama seperti batang pohon yang dapat tumbuh cabang, daun, berbunga dan berbuah. Oleh

Stem sel dalam bahasa mandarin berasal dari kata pohon , batang dan sumber , artinya stem sel sama seperti batang pohon yang dapat tumbuh cabang, daun, berbunga dan berbuah. Oleh karena itu,ilmuwan menamakannya sebagai stem sel. Stem sel adalah sel primitif yang memiliki kemampuan memperbarui dan memiliki potensi untuk berdiferensiasi. Merupakan sel yang bersumber dari tubuh, dalam keadaan tertentu dapat berdiferensiasi menjadi berbagai fungsi jaringan sel maupun organ, dalam dunia medis disebut sebagai sel multi-fungsi.

Proses regenerasi stem sel adalah transplantasi dengan menggunakan sel induk tubuh sendiri. Dapat dikatakan stem sel atau sel induk dapat ditanamkan ke berbagai organ tubuh yang sakit, untuk pengobatan penyakit kronis yang efektif. Konsep regeneratif kedokteran ini berasal dari binatang lintah, kadal dan cicak, binatang-binatang tersebut tidak hanya mempunyai kemampuan regeneratif sel induk, tetapi juga dapat mengaktifkan mekanisme pertumbuhan yang cepat, oleh karena itu setelah anggota tubuh maupun ekor terputus, sangat cepat tumbuh kembali. Teknologi stem sel termasuk teknologi regeneratif kedokteran, yang paling bernilai adalah melalui pemisahan atau pengkloningan, pemeliharaan dan diferensiasi induksi di luar tubuh, dapat menciptakan jaringan,sel dan organ yang baru, muda, dan normal. Melalui teknologi transplantasi khusus, memasukkannya ke dalam tubuh untuk menggantikan sel yang rusak maupun yang tidak normal, membawa perubahan dan harapan kepada penderita penyakit kronis yang susah diobati.

Terapi Stem Cell merupakan suatu model pengobatan untuk menggantikan jaringan yang rusak atau tidak berfungsi lagi dengan jaringan baru. Dengan model terapi ini, sangat banyak penyakit bahkan dulu yang mustahil untuk disembuhkan, dapat disembuhkan dengan menggunakan penggantian jaringan dengan menggunakan Stem Cell tersebut. Pengobatan stem sel banyak diterapkan pada pengobatan diabetes tipe 1 dan 2, sirosis, penyakit hati yang sudah parah, sindroma ginjal, radang lupus ginjal, penyakit tulang, otot tidak bertenaga, fungsi kelamin pria yang tidak normal, penyakit sekitar pembuluh darah, dan penyakit lain yang tidak dapat diatasi dengan pengobatan cara biasa.

Stevens-Johnson Syndrome

Reaksi alergi serius yang ditandai dengan ruam-ruam pada kulit dan membran mukosa (mulut), selaput pada kelopak mata, dan alat kelamin. Disebabkan oleh reaksi alergi sistem imun terhadap obat ataupun infeksi

Reaksi alergi serius yang ditandai dengan ruam-ruam pada kulit dan membran mukosa (mulut), selaput pada kelopak mata, dan alat kelamin. Disebabkan oleh reaksi alergi sistem imun terhadap obat ataupun infeksi bakteri.

Stratum Corneum

Stratum korneum adalah lapisan terluar epidermis yang terdiri atas 15-20 lapis sel gepeng yang tidak memiliki inti dengan sitoplasma yang dipenuhi keratin. Mempunya sebutan lain yaitu lapisan bertanduk atau juga

Stratum korneum adalah lapisan terluar epidermis yang terdiri atas 15-20 lapis sel gepeng yang tidak memiliki inti dengan sitoplasma yang dipenuhi keratin. Mempunya sebutan lain yaitu lapisan bertanduk atau juga disebut kulit ari. Kulit ari tersusun dari dua lapisan yaitu lapisan tanduk dan lapisan malpighi. Lapisan tanduk adalah bagian kulit yang paling luar terdiri atas sel-sel mati dan dapat mengelupas secara terus-menerus, namun secara terus menerus pula selalu diganti oleh sel-sel yang lebih dalam. Lapisan Malpighi terletak di bawah lapisan tanduk dan terdiri atas sel-sel hidup. Pada lapisan Malpighi terdapat pigmen yang memberi warna pada kulit dan melindungi kulit dari sinar matahari. Bila lapisan Malpighi tidak mengandung pigmen, orang tersebut dinamakan albino

Sel-sel mati ini terus-menerus diganti oleh sel-sel baru dari stratum germinativum (stratum basale). Sel-sel dari stratum korneum mengandung keratin, sebuah protein yang membantu menjaga hidrasi kulit dengan mencegah penguapan air. Selain itu, sel-sel ini juga dapat menyerap air, yang membantu hidrasi lebih lanjut dan menjelaskan mengapa manusia dan hewan lain mengalami kerutan pada kulit di jari tangan dan kaki ketika berendam dalam air untuk waktu yang lama.

Walaupun stratum korneum kedap air, namun sekitar 400 mL air dapat keluar dengan cara menguap melalui kelenjar keringat tiap hari. Seorang yang bekerja dalam ruangan mengekskresikan 200 mL keringat tambahan, dan bagi orang yang aktif jumlahnya lebih banyak lagi. Selain mengeluarkan air dan panas, keringat juga merupakan sarana untuk mengekskresikan garam, karbondioksida, dan dua molekul organik hasil pemecahan protein yaitu amoniak dan urea.

Stratum Granulosum

Stratum Granulosum (lapisan bergranul) terdiri atas 3-5 lapis sel poligonal gepeng yang sitoplasmanya berisikan granul keratohialin. Pada membran sel terdapat granula lamela yang mengeluarkan materi perekat antar sel, yang bekerja

Stratum Granulosum (lapisan bergranul) terdiri atas 3-5 lapis sel poligonal gepeng yang sitoplasmanya berisikan granul keratohialin. Pada membran sel terdapat granula lamela yang mengeluarkan materi perekat antar sel, yang bekerja sebagai penyaring selektif terhadap masuknya materi asing, serta menyediakan efek pelindung pada kulit. Lapisan kulit ini terletak di bawah stratum lucidum, merupakan daerah dimana sel-sel mulai mati karena terakumulasinya molekul bakal keratin yang memisahkan sel-sel ini dari daerah dermal. Lapisan ini diduga merupakan peralihan antara stratum germinativum dan sel-sel stratum corneum pada permukaan kulit.

Stratum granulosum berasal dari desakan sel-sel yang terbentuk di lapisan Malpighi. Pada lapisan ini terjadi awal proses keratinisasi (pembentukan keratin) dan membantu proses kematian sel.

Keratinisasi merupakan suatu proses pembentukan lapisan keratin dari sel-sel yang membelah. Keratinosit dimulai dari sel basal mengadakan pembelahan, lalu sel basal akan berpindah ke atas dan berubah bentuknya menjadi sel spinosum, makin ke atas sel menjadi makin gepeng dan bergranula menjadi sel granulosum. Makin lama inti menghilang, mengalami apoptosis dan menjadi sel tanduk yang amorf. Sel-sel yang sudah mengalami keratinisasi akan meluruh dan digantikan dengan sel di bawahnya yang baru saja mengalami keratinisasi untuk kemudian meluruh kembali, begitu seterusnya. Proses ini memakan waktu sekitar empat minggu untuk epidermis dengan ketebalan 0.1 mm. Apabila kulit di lapisan terluar tergerus, seperti pada abrasi atau terbakar, maka sel-sel basal akan membelah lebih cepat. Mekanisme pertumbuhan ini terutama dipengaruhi oleh hormon epidermal growth factor (EPF).

Stratum Spinosum

Stratum Spinosum terdapat di lapisan epidermis (lapisan kulit terluar). Stratum Spinosum terdiri atas sel-sel kuboid. Lapisan kulit epidermis yang terdiri dari lapisan tanduk ( lapisan korneum ) dan lapisan malpighi.

Stratum Spinosum terdapat di lapisan epidermis (lapisan kulit terluar). Stratum Spinosum terdiri atas sel-sel kuboid. Lapisan kulit epidermis yang terdiri dari lapisan tanduk ( lapisan korneum ) dan lapisan malpighi. Lapisan tanduk atau lapisan korneum merupakan lapisan kulit mati, yang dapat mengelupas dan digantikan oleh sel-sel baru. Lapisan malpighi juga masih memiliki lapisan lainnya seperti : lapisan spinosum dan germinativum, yang masing-masing memiliki fungsi tersendiri. Lapisan kulit spinosum memiliki fungsi sebagai penahan gesekan dari luar.

Sel-sel spinosum saling terikat dengan filamen; filamen ini memiliki fungsi untuk mempertahankan kohesivitas (kerekatan) antar sel dan melawan efek abrasi. Dengan demikian, sel-sel spinosum ini banyak terdapat di daerah yang berpotensi mengalami gesekan seperti telapak kaki. Sratum spinosum ini terdiri atas beberapa lapisan sel  sel yang berbentuk polihedral dan pada pemeriksaan dengan mikroskop cahaya pada tepi sel menunjukkan tonjolan  tonjolan seperti duri  duri. Semula tonjolan tonjolan tersebut disangka sebagai jembatan interseluler dengan di dalamnya terdapat tonofibril yang menghubungkan dari sel yang satu ke sel yang lain.

Peran lapisan Stratum Spinosum dalam keratinisasi yaitu di dalam stratum spinosum lapisan teratas, terdapat butir-butir yang disekresikan dan membentuk lapisan yang menyelubungi membran sel yang dikenal sebagai butir-butir selubung membran atau keratinosum dan mengandung enzim fosfatase asam diduga terlibat dalam pengelupasan stratum corneum.